Skip to main content

Rumus Mujarab Hidup Bahagia


1.Sobat sing hari ini kita akan membahas, “Ingin Bahagia, Ini Rumus Mujarabnya!” Silahkan di simak, Semoga bermanfaat..

2.Semua, pasti ingin bahagia. Entah itu anak-anak, remaja, pemuda, orang tua bahkan kakek-nenek, semuanya sama, ingin bahagia.

3.Bahkan, orang bilang, bahasan yang tidak akan usang di muka bumi ini salah satunya kebahagiaan.

4.Namun demikian, karena sifat kebahagiaan tidak semata material, byk org yg kemudian slh paham, kesenangan dianggapnya sama dg kebahagiaan.

5.Padahal, kesenangan tidak selamanya mendatangkan kebahagiaan.
 
6.Misalnya, ketika umumnya org beranggapan org kaya itu bahagia, karena bisa kesana-kemari, makan ini &itu, faktanya bisa juga tidak bahagia
 
7.Terutama ketika pola makan yg disukainya, lambat laun justru menimbulkan datangnya penyakit serius. Jelas kesenangan itu akan disesalinya.
 
8.Jadi, kaya tak selamanya bahagia. Salah satu bukti yg mendukung hal itu bisa dilihat dari hasil survei yg dilakukan oleh Gallup pada 2011
 
9.Lembaga riset tersebut mewawancari 150.000 responden di 148 negara. Hasilnya, Singapura adalah negara yg penduduknya paling tidak bahagia
 
10.Padahal, Singapura kurang apa dibanding Indonesia?
 
11.Logikanya,kalau bahagia itu harus dengan kaya, betapa tidak ada artinya hidup bagi mereka yang Allah tidak pilih menjadi orang kaya.
 
12.Dan, mungkin orang yang paling tidak bahagia di dunia ini adalah Siti Khadijah yang justru kehilangan harta kekayaannya demi dakwah Islam
 
13.Tetapi, faktanya, Siti Khadijah, bahkan Rasulullah tetap bahagia.
 
14.Kalau begitu, berarti setiap jiwa bisa bahagia. Nah, bagaimana rumusnya untuk bisa bahagia yang sesungguhnya? Inilah rumus mujarabnya.
 
15.Pertama, sholat. Ketika kekayaan tidak menjamin kebahagiaan. Lantas apakah kemiskinan menjaminnya? Tentu tidak.
 
16.Islam tidak mengajarkan umatnya dalam melihat kebahagiaan hidup sebatas pada aspek material, tetapi spiritual.
 
17.Contoh, seorang Muslim yang sedang dilanda masalah, kemudian ia mendirikan sholat dengan khusyuk dan penuh harap.
 
18.Tentu, ia akan merasakan ketenangan, ketentraman. Bahkan, yg lebih menarik, muncul pikiran positif mmbuka pandangan dlm mnghadapi masalah
 
19.Subhanalloh, Islam tidak saja mmberikan fasilitas sholat 5 waktu. Tapi juga menyediakan sholat sunnah dg beragam manfaat & keutamaannya.
 
Ingin suatu tujuan tercapai; lulus kuliah dengan baik, Allah anjurkan sholat hajat. Dan, masih banyak lagi sholat sunnah lainnya.
 
20.Jika kita ingin rizki lancar, Allah anjurkan kita sholat dhuha.
 
21.Kecil sekali kemungkinan seorang Muslim-Muslimah yg rajin sholat kemudian tidak bahagia. Apalagi sampai pikiran munkar (QS. 29: 45).
 
22.Dan, kalau seorg Muslim-Muslimah hidup terasa susah, resah-gelisah, lngkah prtama yg harus dilakukan ya kembali, cek & richek sholatnya.
 
23.Sudah dilaksanakan secara disiplin belum, sudah istiqomah belum, dan sungguh-sungguh berusaha khusyuk atau belum.
 
24.Hal ini Rasulullah Saw sabda, “Shalat tidaklah bermanfaat kecuali jika shalat tersebut membuat seseorang menjadi taat” (HR. Ahmad).
 
25.Kedua, bersyukur. Kata ini mungkin sering banget kita dengar. Tetapi, dalam praktiknya kita sering sulit untuk bisa bersyukur.
 
Ya, karena umumnya orang kalau dapat masalah, fokusnya hanya pada masalahnya.
 
26.Padahal, bersyukur itu pintu awal untuk datangnya nikmat kebahagiaan lainnya. Mengapa sulit?
 
27.Lupa akan anugerah kekuatan yang Allah berikan, yang kalau dimaksimalkan, pasti bisa mengatasi masalah yang dialaminya.
 
28.Contoh, ketika sakit. Yang umum diingat orang, keuntungan yang akan dia dapat kalau tidak sakit di saat itu.
 
29.Padahal, ketika sakit, ia bisa istirahat, bisa bercengkrama dengan keluarga. Dan, tentunya bisa merintih dalam doa kepada-Nya.
 
30.Yang, boleh jadi, itu justru bisa dilakukan kala dalam kondisi sakit.
 
31.Kalau hal itu yang dipahami, tentu apapun yang menimpa hidup kita, tidak ada yang akan membuat kita tidak bahagia.
 
32.Apalagi, Allah perintahkan kita bersyukur, sebuah perintah yang mendorong kita untuk terus berpikir positif dan melihat hal-hal positif,
 
33.sehingga hati kita senantiasa memahami dengan sangat mendalam, bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
 
34.Selain itu, bersyukur kalau diamalkan dalam konteks kita bahagia atau mendapatkan kesenangan, prestasi atau kebanggaan,
 
35.itu akan mencegah kita dari sifat sombong dan berlebih-lebihan, sehingga tetap bisa rendah hati atau tawadhu.
 
36.Ketiga, sabar. Sabar ini paling gampang diucapkan, tapi sulit diamalkan, sbagian org berkeyakinan sperti itu. Tapi apakah benar demikian?
 
37.Ternyata tidak. Sabar itu terasa sulit karena kita lebih mengedepankan emosi dan ambisi, mengabaikan proses dan maksud baik Allah Ta’ala.
 
38.Rasulullah misalnya, ketika beliau diludahi, beliau tentu saja tidak terima. Tetapi, karena beliau ingat tujuan, proses & ujian
 
39.Maka, secara sadar beliau memilih u/ tidak bereaksi apa-apa & ketika tukang ludah itu sakit, barulah Rasulullah beraksi dg menjenguknya
 
40.Yang, subhanalloh, atas kebaikan Rasulullah, tukang ludah itu pun masuk Islam.
 
41.Jadi, sabar jangan dipahami hanya sebagai reaksi saat mendapat musibah semata. Tetapi juga dalam upaya mencapai suatu tujuan,
 
42.sehingga kita tidak mudah terprovokasi & bertindak kontra produktif, yang justru secara pasti akan menggiring kita pada kerugian.
 
43.Apabila kita bisa sabar dalam segala aspek kehidupan, insya Allah, kebahagiaan akan semakin nyata Prinsipnya tetap sholat, syukur &sabar.
 
@daitangguh
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Comments

Popular posts from this blog

Pesan M. Natsir Untuk Para Guru

Mohammad Natsir, salah satu Pahlawan Nasional, tampaknya percaya betul dengan ungkapan Dr. G.J. Nieuwenhuis: ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” Menurut rumus ini, dua kata kunci kemajuan bangsa adalah “guru” dan “pengorbanan”. Maka, awal kebangkitan bangsa harus dimulai dengan mencetak “guru-guru yang suka berkorban”. Guru yang dimaksud Natsir bukan sekedar “guru pengajar dalam kelas formal”. Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. “Guru” adalah “digugu” (didengar) dan “ditiru” (dicontoh). Guru bukan sekedar terampil mengajar bagaimana menjawab soal Ujian Nasional, tetapi diri dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.

CTRL + Z

saya akan mengutip sebuah kata yang dipake tagline di buku Change-nya Rheinald Kasali. Dia bilang, “Sejauh apa pun kamu sudah melangkah, berbaliklah!”

Huruf Al-Quran Nggak Gundul Lagi

Jika kamu membaca Al-Qur'an asli yang diterbitkan pertama kali, yang disebut mushaf utsmani, dijamin seratus persen bakal pusing tujuh keliling. Masalahnya, huruf-hurf pada mushaf itu nggak disertai titik dan tanda baca atau harakat.  Kamu pasti akan kesulitan membedakan huruf ba yang memiliki satu titik dengan ta yang mempunyai dua titik. huruf sin dengan syin pun dijamin ketuker . Tidak hanya itu, mushaf itu juga nggak dibubuhi tanda fathah, kasrah, dan tanda lain, sehingga kamu akan kesulitan membaca vocal a,i, e, dan o.