1.Sobat, siang hari ini kita akan mengambil hikmah dengan ”Meraih Kemuliaan dengan Berbakti pada Orang tua,” Semoga bermanfaat.
2.“Keridhaan Allah seiring dengan/dalam keridhaan ibu bapak, dan kemurkaan-Nya seiring dengan/dalam kemarahan ibu bapak
3.Berbakti kepada keduanya merupakan perintah utama ajaran Islam. Allah Ta’ala sampai mengulang-ulang perintah ini di dalam Al-Qur’an
4.“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapakmu.” An-Nisa: 36
5.“Dan Tuhanmu tlh memerintahkan supaya km jgn menyembah selain Dia &hendaklah km berbuat baik pada ibu bapakmu dg sebaik2nya” Al-Isra`: 23
6.Dari dua ayat di atas, kita dapat pahami bahwa birrul walidain (berbakti kepada ibu dan bapak) adalah perkara utama.
7.Berbakti kepada kedua orgtua bisa dg senantiasa mengasihi, menyayangi, mendoakan, & patuh, melakukan hal-hal yg membahagiakan hatinya
8.Berbakti kepada kedua orangtua dengan serta menjauhi hal-hal yang tidak disukai oleh mereka. Inilah yang dimaksud dengan birrul walidain.
9.Karena berbakti kepada orgtua adalah perintah utama, maka hukumnya jelas, berbakti seorg ank kepada Orgtuanya adalah hak yg Allah berikan.
10.Jadi, manakala ada seorang anak yang tidak berbakti kepada ibu bapaknya, maka baginya adalah dosa besar,
11.Meskipun dengan alasan apapun, tidak berbakti kepada orang tua merupakan dosa besar walaupun karena dalam rangka taat kepada Allah Ta’ala
12.Suatu ketika datang seseorang lalu berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya ingin ikut berjihad, tapi saya tidak mampu!”
14.Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallammenjelaskan: “Temuilah Allah dengan berbakti kepada kedua
orangtuamu (birrul walidain).
15.Jika engkau melakukannya, samalah dengan engkau berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Thabrani).
16.Dalam hadits lain disebutkan, “Bersimpuhlah kau di kakinya (orangtuamu), di sana terdapat surga.”
17.Namun diperboleh Tidak Taat kepada orang tua dalam hal kemusyrikan ? atau kita mengetahui bahwa ajakannya adalah kebathilan
18.Allah Ta’ala dan Rasul-Nya hanya membolehkan seorang anak tidak taat kepada ibu bapaknya dalam hal kemusyrikan dan kemaksiatan.
19.Tetapi perintah berbakti kepada ibu bapak ini tetap berlaku sekalipun orangtua dalam kondisi musyrik.
20.Sekalipun Allah Ta’ala memberikan ketetapan bahwa tidak wajib hukumnya taat kepada Orangtua dalam hal kemusyrikan.
21.Tetapi, berbakti kepada keduanya, tetap sebuah kewajiban yang tak bisa ditawar-tawar.
22.“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
23. maka janganlah kamu menaati keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS: Lukman [31]: 15).
24.Suatu riwayat menyebutkan bahwa ayat tersebut turun berkaitan dengan peristiwa yang dialami seorang sahabat bernama Sa’ad bin Abi Waqas
25.Ketika Sa’ad masuk Islam, ibunya tidak setuju, bahkan mengancam untuk tidak makan tidak minum hingga Sa’ad melepaskan keimanannya.
26.Ancaman itu ternyata benar-benar dilakukan oleh sang ibu, hingga kesehatan ibunya menurun dan berada dalam kondisi kritis.
27.Pada saat kritis seperti itu, Saad bin Abi Waqash radhiyallahu ‘anhuberkata dengan lembut kepada ibunya,
28.“Ketahuilah wahai Ibu, demi Allah, seandainyaIbu mempunyai seratus nyawa dan nyawa itu keluar satu persatu dari tubuh Ibu, niscaya aku
29.niscaya aku tidak akan meninggalkan agama ini, walau apa pun yang terjadi. Aku tidak akan peduli dengan segala ancaman Ibu!”
30.Dapat dipahami secara keseluruhan bahwa berbakti
kepada orgtua utama setelah menunaikan kewajiban utamanya kepada Allah
Ta’ala.
31.Seorang anak hanya boleh tidak taat kepada orangtua bila mereka mengajak kepada kemusyrikan dan kemaksiatan.
32.Namun berbakti dan berbuat ma’ruf kepada keduanya tetaplah satu kewajiban.
33.Imam Bukhari& Muslim meriwayatkan, Abdullah bin Mas’ud ra pernah
brtanya kepada Rasulullah tntang perbuatan apa yg paling disenangi Allah
34.Rosulullah bersabda, “Berbakti kepada org tua.”
ia bertanya lagi, “Kemudian apalagi ya Rasulullah.”
dijawab, “Berjuang di jalan Allah.”
ia bertanya lagi, “Kemudian apalagi ya Rasulullah.”
dijawab, “Berjuang di jalan Allah.”
35.Lihatlah, hadits ini menunjukkan berbakti kepada orangtua lebih utama
nilainya daripada jihad fii sabilillah (berjihad/ di jalan Allah).
36.Jihad fii sabilillah adalah jalan menuju surga-Nya. Namun tentu saja
berbakti kepada orangtua akan mendapat balasan surga yg lebih baik.
37.Perlu diketahui pula, kemuliaan untuk orang yang berbakti kepada
orangtuanya tidak hanya saja diberikan kelak di akhirat, namun...
38.Biisa dilihat dari kisah Uwais Al-Qarni, seorang Muslim dari Yaman yang sangat taat dan berbakti kepada ibunya.
39.Uwais belum pernah berjumpa dengan Rasulullah, namun karena begitu
berbaktinya dia kepada orangtuanya, sehingga Allah mencintai dia,
41.“Telah datang ke negeri ini Uwais Al-Qarni, dari desa atau kabilah
Murad dan Qaran. Semula ia terkena penyakit belang, lalu sembuh.
42.Ia sangat mencintai dan berbakti kepada ibunya. Kalau bersumpah dan berdoa kepada Allah pasti dikabulkan.
43.Jika kalian mau, mohonlah kepadanya, agar ia memintakan ampun buat kalian.” (HR. Muslim).
44.Bayangkan, sahabat sekelas Umar diberikan anjuran u/ memuliakan seorg
Uwais Al-Qarni. org Muslim yg belum pernah beliau temui & berjihad
45.Tetapi, inilah satu bukti bahwa siapa yang benar-benar berbakti
kepada ibu bapaknya, kemuliaan adalah pakaian yang layak disandangnya.
46.Secara logika, boleh jadi kita tidak disebutkan oleh Rasulullah Saw
sebagaimana Uwais telah disebutkan dihadapan para sahabat utama
47.Tetapi, bukan tdk mungkin Allah akan mencatat siapa saja yg berbakti
kepada Orgtuanya Muslim yg dibanggakan dihadapan para malaikat-Nya.
48.Dengan demikian sungguh indah balasan atau keutamaan dari berbakti kepada kedua Orangtua.
49.Sayangnya, banyak manusia yang melalaikannya. Padahal, ridha Allah Ta’ala ada pada ridha ibu dan bapak.
50.“Keridhaan Allah seiring dengan/dalam keridhaan ibu bapak, dan
kemurkaan-Nya seiring dengan/dalam kemarahan ibu bapak.” (HR. Turmudzi).
51.Jadi, berbaktilah kepada Orangtua dengan sebaik-baiknya. Niscaya ridha Allah Ta’ala adalah balasan utamanya.
52.Paling tidak, jangan pernah sampai lupa untuk mendoakan keduanya kala kita berdoa(QS. 17: 24).Wallahua’lam.
@Daitangguh
Comments
Post a Comment