Skip to main content

Antara Rasulullah, Si Miskin Dan Si Kaya


Pada suatu hari, Rasulullah sdg duduk2 bersama seorg fakir miskin. Lalu dtg seorg kaya menghampirinya.

Dia tak mendpt tempat kosong lain kecuali disamping si miskin. Namun ia selalu menarik2 ujung2 kainnya agar jauh dari si miskin.

Melihat tingkah laku si kaya, Rasulullah bertanya "Kenapa kamu menarik2 ujung kainmu? Kamu kuatir kekayaanmu menyentuh si miskin?" 

Si kaya benar2 terpukul dgn teguran Rasulullah tsb. Kepalanya tertunduk malu, ia menyesal

Lalu si kaya berkata "Ya Rasulullah, sbg kifarat dosaku, kuberikan setengah hartaku kpd si miskin. Ikhlas!" 

Rasulullah bertanya kpd si miskin "Ya, Fulan... maukah kamu menerima hibah si kaya sbg kifarat dosanya?" 

Si miskin menjawab "Tidak ya Rasulullah!" Rasulullah bertanya dgn nada heran "Kenapa, Fulan?" 

Si miskin menjawab "Aku tak ingin kaya, Rasulullah. Aku takut mnjd sombong kpd makhluk Allah spt yg dia lakukan" 

Demikian kultwit dingkat ttg #sombong smg kita semua diberikan kerendahan hati & budi pekerti yg luhur sesuai teladan Rasulullah...

sumber : chirpstory.com


Comments

Popular posts from this blog

Pesan M. Natsir Untuk Para Guru

Mohammad Natsir, salah satu Pahlawan Nasional, tampaknya percaya betul dengan ungkapan Dr. G.J. Nieuwenhuis: ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” Menurut rumus ini, dua kata kunci kemajuan bangsa adalah “guru” dan “pengorbanan”. Maka, awal kebangkitan bangsa harus dimulai dengan mencetak “guru-guru yang suka berkorban”. Guru yang dimaksud Natsir bukan sekedar “guru pengajar dalam kelas formal”. Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. “Guru” adalah “digugu” (didengar) dan “ditiru” (dicontoh). Guru bukan sekedar terampil mengajar bagaimana menjawab soal Ujian Nasional, tetapi diri dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.

CTRL + Z

saya akan mengutip sebuah kata yang dipake tagline di buku Change-nya Rheinald Kasali. Dia bilang, “Sejauh apa pun kamu sudah melangkah, berbaliklah!”

Huruf Al-Quran Nggak Gundul Lagi

Jika kamu membaca Al-Qur'an asli yang diterbitkan pertama kali, yang disebut mushaf utsmani, dijamin seratus persen bakal pusing tujuh keliling. Masalahnya, huruf-hurf pada mushaf itu nggak disertai titik dan tanda baca atau harakat.  Kamu pasti akan kesulitan membedakan huruf ba yang memiliki satu titik dengan ta yang mempunyai dua titik. huruf sin dengan syin pun dijamin ketuker . Tidak hanya itu, mushaf itu juga nggak dibubuhi tanda fathah, kasrah, dan tanda lain, sehingga kamu akan kesulitan membaca vocal a,i, e, dan o.