Skip to main content

Manajemen Keuangan Rumah Tangga


Manajemen Keuangan Rumah Tangga adalah materi tantangan untuk kita semua.
Adakah yang mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan rumah tangga?
Apa kesulitan utamanya?

Di antara para ibu ada yang menjawab sebagai berikut:
  • Belum bisa disiplin
  • Mudah tergiur
  • Ada pengeluaran mendadak
  • Habis sebelum waktunya
  • Gaji tidak tentu
  • Penghasilannya harian
Apa solusinya?
Di antara solusinya adalah:
  • Menahan keinginan
  • Harus pintar
Maka, belajarlah! Karena mengatur keuangan rumah tangga harus pakai ilmu.
Jika tanpa ilmu?
Maka mengatur keuangan rumah tangga akan menjadi kendala besar. Anda hanya akan menjadi kasir: terima uang, catat, lalu berteriak, “Habiiis!”. Sehingga akan selalu merasa kurang.
Oleh karena itu, marilah kita mulai mempelajari Manajemen Keuangan Rumah Tangga (MKRT).
Pentingnya MKRT
Mengapa penting?
  • Karena ibu rumah tanggalah yang menjadi kendali dalam rumah tangga.
  • Ibu yang bekerja di ranah publik harus bisa megatur pendapatan sendiri dan suami.
  • Ibu yang bekerja di ranah domestik (IRT) harus bisa mengelola pendapatan yang ada.
     
Pentingnya Merencanakan Perjalanan Hidup
Bayangkanlah perjalanan hidup Anda.
Dari mulai (start) menikah-punya anak-punya rumah-punya mobil-ibadah haji-wisata-anak selesai sekolah tinggi yang diinginkannya-masa tua nyaman-sampai (finish) mendapat gelar alm/almh (almarhum/almarhumah).
Perjalanan hidup seperti itu tidak ada salahnya Anda bayangkan, tidak ada salahnya Anda rencanakan. Bahkan harus. Mengapa?
Jika tidak, perjalanan hidup Anda hanya mengalir begitu saja, seperti air. Bingung mau “ngapain”. Tiap hari selalu sama, hari ini seperti kemarin, tidak ada perubahan positif. Seperti anak kecil, tidak tahu apa yang diinginkan. Jika ditanya mau apa? Jawabnya tidak tahu.
Jadi, tugas Anda adalah merencanakan. Anda berperan sebagai pulpen yang menulis semua rencana Anda. Penghapusnya? Minta kepada Allah ta’ala. Biarlah Allah yang menghapus mana saja rencana Anda yang menurut Allah tidak baik untuk Anda. Pasrahkan saja kepada Allah. Jika ada rencana Anda yang Allah hapus artinya tidak terkabul. Ingatlah, Allah itu sayang kepada Anda. Allah punya rencana lain yag lebih baik untuk Anda. (Hmmm, bagus nih ditanamkan ke anak)

Pentingnya Mengingat 5 Perkara sebelum 5 Perkara
Dalam mengatur keuangan rumah tangga, kita pun harus ingat 5 perkara sebelum 5 perkara.
Hal ini berkaitan dengan manajemen waktu.
Orang yang punya waktu luang adalah orang yang sangat sibuk.
Orang yang tidak pernah punya kesibukan, tidak pernah punya waktu luang.
Suatu saat, jika Anda merasa terengah-engah seperti orang yang naik gunung dengan mengayuh sepeda dan terkadang terpikir: “Lanjut gak ya? Berhenti gak ya?”,  maka bersyukurlah bahwa Anda sedang dalam taraf naik, walau merasa terpuruk.
Tetapi hati-hatilah jika Anda merasa, “Mengayuh sepeda gak pake tenaga kok bisa jalan terus”. Sadarilah bahwa Anda sedang turun, maka segeralah mencari gunung berikutnya agar Anda naik kembali. Jika Anda tidak sadar bahwa Anda sedang turun maka Anda akan terperosok.

Plan Your Future
Rencanakanlah masa depan Anda.
Mau jalanan seperti apa untuk sampai ke tujuan?
  • Jalan menanjak dan terjal.
  • Jalan naik turun tapi landai.
  • Jalan landai lalu langsung naik.
Mau pakai kendaraan apa untuk sampai ke tujuan?
Semuanya boleh, tergantung cara Anda melihat perjalanan hidup. Yang tidak boleh adalah jika Anda memilih tidak mau merencanakan perjalanan hidup.
Seperti bermain Maze anak hiu mencari jalan untuk bertemu ibu hiu.
Anda tidak perlu mencoba-coba jalan, jalan pertama mentok, jalan kedua mentok juga, jalan ketiga eh mentok lagi. Jika Anda bermain dengan perencanaan yang baik, maka Anda lebih mudah menemukan jalan untuk si anak hiu bertemu ibu hiu yaitu dengan memulai mencari jalan dari ibu hiunya dahulu.
Hal ini berarti untuk mencapai suatu tujuan maka Anda harus tahu tujuan akhir Anda itu.

Tetapkan Titik Start Anda
Arus Kas
·         Buat arus kas sederhana saja:
  • Penghasilan bulanan
  • Penghasilan tahunan
  • Pengeluaran rutin bulanan
Jika penghasilan Anda tidak jelas kapan, maka masukkan ke penghasilan bulanan.
Bersyukurlah bagi yang penghasilannya masih belum tetap atau tidak jelas kapan waktunya karena dengan begitu Anda harus selalu berpikir bagaimana untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini juga melatih Anda saat tidak punya uang. Sehingga imun Anda akan baik saat tidak punya uang lagi. Anda tidak kebingungan lagi karena imun Anda untuk menghadapi masa “sulit” sudah kuat.
Nah, bagi yang penghasilannya selalu pasti, perlu sesekali dibuat tidak punya uang, dibuat susah agar terbentuk juga imunnya.
Pengeluaran rutin bulanan perlu ditentukan agar tidak banyak “srondolan” pengeluaran. Yaitu pengeluaran yang tidak semestinya.
Hal ini bisa dilatihkan kepada anak. Bu Septi melatih anak-anaknya mengatur pengeluaran bulanan sejak anaknya usia kelas 4 atau kelas 5 SD.
Intermezzo
Kisah Bu Septi dan Uang Kuliah (saya singkat ceritanya):
Beliau diberi sejumlah uang kuliah untuk digunakan selama 4 tahun oleh ibunya. Dan uang itu harus cukup sampai kuliah selesai. Tidak boleh minta lagi. Boleh pulang kampung jika rindu orang tua, bukan pulang kampung untuk meminta uang lagi karena uangnya habis. Dengan tuntutan seperti itu membuat beliau berpikir untuk mengatur uang sebaik-baiknya. Uang makan sehemat mungkin, makan di warung yang banyak tukang becaknya, biar murah. Jika masih belum cukup, beliau shaum senin-kamis, tidak cukup juga, beliau shaum Daud, sehari makan sehari tidak. Karena belum cukup juga, maka uang kuliahnya beliau gunakan untuk usaha kos-kosan, walau masih “gambling” bisa balik modal atau tidak. Dan akhirnya membuahkan hasil, uangnya secara bertahap berdatangan  kembali. Uang pemberian ibunya pun cukup untuk kuliah dan hidup selama 4 tahun.
Dari kisah tersebut, sungguh mengatur keuangan itu sangat penting.

Neraca
Proteksi
*Proteksi/Asuransi untuk Anda yang yakin saja. Jika tidak yakin ya jangan ikut.

 Cash Flow = Water Flow
Mana dulu yang Anda penuhi?
Jika Anda memenuhi kebutuhan hidup sekarang terlebih dahulu lalu tabungan/investasi, kemudian utang dan terakhir untuk zakat, infaq, shodaqoh (ZIS) maka uang Anda tidak akan cukup.
Bagaimana sebaiknya?
Simak urutan prioritas pengeluaran dalam Cash Flow for Muslim berikut ini:

Cash Flow for Muslim
Dalam cash flow for muslim harus ada filter:
·         Jika halal dan thoyyib maka boleh Anda masukkan ke rumah sebagai pendapatan Anda.
Jikatidak halal dan thoyyib maka jangan pernah Anda masukkan ke rumah sebagai pendapatan Anda.
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.[Q.S.2:168]


Urutan prioritas:
1.  1. Hak Allah ta'ala dulu. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui. [Q.S.2:261]
Zakat, infaq, shodaqoh tunaikan terlebih dahulu besarnya 2,5%-10%.
Jika Anda pebisnis dan bisnis Anda sudah mapan maka semakin mapan bisnisnya hak Allah harus lebih banyak.
***Catatan saya: Bagi yang meyakini ada zakat penghasilan (profesi) maka tunaikan zakat tiap bulan, jika sudah mencapai nishob, jika belum tunaikanlah infaq atau shodaqoh. Bagi yang tidak meyakini zakat profesi, tunaikanlah zakat maal jika sudah mencapai nishob dan haul, jika belum maka tunaikanlah infaq atau shodaqoh. Bagi yang masih bingung, silahkan belajar lagi dan bertanya kepada ahlinya.
2.      2. Hak orang lain. Amru bin Syarid: Muhammad SAW: “Penundaan pembayaran utang oleh orang yang mampu itu suatu kedzaliman yang menghalalkan kehormatan dan penyiksaannya.” [HR.Lima ahli hadits, kecuali Tirmidzi]. Hak orang lain: bayar utang, bayar cicilan.
3.H3. Hak sendiri masa depan. Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HR Muslim & Ahmad]. Hak sendiri masa depan: tabungan, investasi, asuransi.
4.      3. Hak sendiri masa sekarang. Dan orang - orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Hak sendiri masa sekarang: pengeluaran untuk kebutuhan harian/bulanan.
Jangan khawatir jika hak sendiri masa sekarang diprioritas terakhir karena semuanya sudah Allah atur. Maka Qona’ah-lah.
Jika uang untuk hak sendiri masa sekarang hanya cukup untuk makan ikan asin ya sepakati bersama. Tapi Anda bisa mengaturnya agar makannya menjadi luar biasa, misal makan ikan asinnya di taman.
Menikmati susah dengan bahagia
Ssst....Jangan katakan kepada anak kalau kita sedang tidak punya uang karena anak akan minder.
.
Evaluasi Prioritas Pengeluaran
Jika arus kas Anda masih seperti contoh di atas maka perlu dikoreksi.
Mengapa?
Karena Anda masih mempunyai sisa uang.
Menyisakan uang di akhir bulan akan membuat kita menjadi lebih boros karena membiarkan dana tanpa rencana penggunaan yang jelas. Walaupun diniatkaan untuk ditabung/diinvestasikan tetapi pada kenyataannya dana ini tidak benar-benar bersisa untuk ditabung karena sangat sulit sekali untuk bersisa.
Maka habiskanlah. Agar bisa diisi lagi. Ibarat jika dompet selalu penuh dengan uang maka tidak akan ada tempat lagi untuk menyimpan penghasilan Anda selanjutnya. Jadi dompetnya tidak bisa diisi uang lagi.
Mari koreksi arus kas di atas sebagai berikut:
·         1. Pos-pos pengeluaran (hak sendiri kini). Pos pengeluaran ini sebetulnya sangat fleksibel jumlahnya sehingga menjadi kurang prioritas. Nominalnya masih bisa dikurangi dengan berhemat dan tidak ada batas maksimalnya jika menuruti nafsu. Resikonya pun paling kecil dibandingkan pengeluaran lain yang melibatkan pihak ke-3. Untuk itu pos ini seharusnya ditempatkan pada prioritas paling akhir alias menunggu sisa dari pos pengeluaran yang lain.
·         2. ZIS. Pos pengeluaran ini jumlahnya sudah pasti karena ada batas minimal yang harus dibayarkan. Dan resikonya juga sangat besar jika diabaikan. Maka seharusnya pos ini dijadikan prioritas utama pengeluaran. Atau malah menjadi pengurang penghasilan.
·             3. Cicilan KPR dan sebagainya. Pos pengeluaran ini memiliki tingkat resiko paling tinggi jika diabaikan karena berdampak secara finansial (denda, bunga), secara psikologis (ditagih) bahkan bisa berdampak secara hokum (dituntut). Maka seharusnya pos ini menjadi pengeluaran yang paling prioritas setelah ZIS.
·                    4. Premi asuransi dan pengeluaran masa depan. Pengeluaran untuk masa depan seperti asuransi dan investasi juga sebaiknya didahulukan sebelum membayar biaya hidup. Karena sulit sekali menabung dengan menunggu sisa.
Setelah diperbaiki maka urutan pengeluaran menjadi seperti berikut ini:

Ibu sebagai manajer keuangan rumah tangga harus transparan agar dipercayai oleh investornya yaitu suami dan anak-anak
***Catatan saya: Ahmad Gozali ialah Perencana Keuangan Syariah, Penulis Buku, Kolumnis, Trainer, Konsultan UMKM.

 Santi Yuliantini
Sumber : ibuprofessional.com

Comments

Popular posts from this blog

Pesan M. Natsir Untuk Para Guru

Mohammad Natsir, salah satu Pahlawan Nasional, tampaknya percaya betul dengan ungkapan Dr. G.J. Nieuwenhuis: ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” Menurut rumus ini, dua kata kunci kemajuan bangsa adalah “guru” dan “pengorbanan”. Maka, awal kebangkitan bangsa harus dimulai dengan mencetak “guru-guru yang suka berkorban”. Guru yang dimaksud Natsir bukan sekedar “guru pengajar dalam kelas formal”. Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. “Guru” adalah “digugu” (didengar) dan “ditiru” (dicontoh). Guru bukan sekedar terampil mengajar bagaimana menjawab soal Ujian Nasional, tetapi diri dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.

CTRL + Z

saya akan mengutip sebuah kata yang dipake tagline di buku Change-nya Rheinald Kasali. Dia bilang, “Sejauh apa pun kamu sudah melangkah, berbaliklah!”

Huruf Al-Quran Nggak Gundul Lagi

Jika kamu membaca Al-Qur'an asli yang diterbitkan pertama kali, yang disebut mushaf utsmani, dijamin seratus persen bakal pusing tujuh keliling. Masalahnya, huruf-hurf pada mushaf itu nggak disertai titik dan tanda baca atau harakat.  Kamu pasti akan kesulitan membedakan huruf ba yang memiliki satu titik dengan ta yang mempunyai dua titik. huruf sin dengan syin pun dijamin ketuker . Tidak hanya itu, mushaf itu juga nggak dibubuhi tanda fathah, kasrah, dan tanda lain, sehingga kamu akan kesulitan membaca vocal a,i, e, dan o.