Skip to main content

Ketika Gaji Umar Bin Khattab Dinaikkan


SEBELUM Umar terpilih menjadi khalifah, ia biasamencari penghasilan hidupnya dengan berdagang. Ketika ia dinobatkan menjadi Amirul Mukmini, ia diberi gaji dari kasnegara yang bila dikalkulasi, jumlahnya cukup untukmemenuhi kebutuhan hidup Umardan keluarganya dengan standar, kehidupan yang paling rendah.


Selang beberapa waktu, sekelompok sahabat-sahabat senior seperti Ali, Utsman, dan Thalhah mendiskusikan lalu memutuskan untuk menaikkan gaji Umar. Tetapi tidak seorang pun yang mempunyai keberanian untuk mengajukan usulan itu kepada khalifah.

Akhirnya mereka pergi menemui Hafshah, putri khalifah dan janda Rasulullah. Mereka meminta Hafshah untuk meminta persetujuan Umar atas usulan mereka. Hafshah pergi menemui Umar dan mengajukan proposal untuk menaikkan gaji Umar. Segera setelah Umar mendengarkan usulan tersebut, ia naik pitam dan membentak, "Siapakah orang-orang yang  telah mengajukan usulan jahat ini?"

Hafshah diam tidak menjawab. Khalifah Umar berkata lagi, "Seandainya aku mengetahui mereka niscaya aku akan memukulnya hingga babak belur.

Dan engkau putriku, engkau bisa melihat di rumahmu sendiri pakaian-pakaian terbaik yang biasa dipakai Rasulullah, makanan terbaik yang biasa dimakan Rasulullah, dan ranjang terbaik yang biasa beliau gunakan untuk tidur. Apakah milikku lebih buruk dari semua ini ?"

"tidak, ayah, tidak," jawab Hafshah.

"Kalau begitu katakan pada orang yang telah mengirimmu," Umar diam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan, "Bahwa Rasulullah telah menetapkan standar kehidupan seseorang dan aku tidak akan menyimpang dari standar yang beliau gariskan."[]

--Hikayat-i-Sahabah(Zakaria)

Comments

Popular posts from this blog

Pesan M. Natsir Untuk Para Guru

Mohammad Natsir, salah satu Pahlawan Nasional, tampaknya percaya betul dengan ungkapan Dr. G.J. Nieuwenhuis: ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” Menurut rumus ini, dua kata kunci kemajuan bangsa adalah “guru” dan “pengorbanan”. Maka, awal kebangkitan bangsa harus dimulai dengan mencetak “guru-guru yang suka berkorban”. Guru yang dimaksud Natsir bukan sekedar “guru pengajar dalam kelas formal”. Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. “Guru” adalah “digugu” (didengar) dan “ditiru” (dicontoh). Guru bukan sekedar terampil mengajar bagaimana menjawab soal Ujian Nasional, tetapi diri dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.

CTRL + Z

saya akan mengutip sebuah kata yang dipake tagline di buku Change-nya Rheinald Kasali. Dia bilang, “Sejauh apa pun kamu sudah melangkah, berbaliklah!”

Huruf Al-Quran Nggak Gundul Lagi

Jika kamu membaca Al-Qur'an asli yang diterbitkan pertama kali, yang disebut mushaf utsmani, dijamin seratus persen bakal pusing tujuh keliling. Masalahnya, huruf-hurf pada mushaf itu nggak disertai titik dan tanda baca atau harakat.  Kamu pasti akan kesulitan membedakan huruf ba yang memiliki satu titik dengan ta yang mempunyai dua titik. huruf sin dengan syin pun dijamin ketuker . Tidak hanya itu, mushaf itu juga nggak dibubuhi tanda fathah, kasrah, dan tanda lain, sehingga kamu akan kesulitan membaca vocal a,i, e, dan o.