Kadang-kadang, kebenaran baru kita dapat setelah melalui 1.500 kesalahan. Apakah angka 1.500 nggak terlalu banyak untuk melakukan kesalahan? Nggak! Tanya aja Thomas Alfa Edison! Sebelum Edison menemukan bohlam, dia melakukan 1.500 percobaan dan semuanya gagal. Tetapi, 1.500 kesalahan itulah yang menjadi jembatan penemuan bahan yang tepat untuk filamen pada bola lampu temuannya.
Dengan semangat ilmuwan nomor wahid, Thomas Alfa Edison melalui satu, dua, hingga 1.500 alternatif bahan yang akan dipergunakan untuk filamennya. Hingga
bahan yang ke-1.500, nggak ada satu pun yang cocok. Tetapi, dari 1.500 bahan yang salah itulah, dia mengetahui satu bahan lain yang cocok untuk bohlamnya. Nah, dari
1.500 kesalahan, dia mengetahui satu kebenaran.
Bayangkan, jika kamu yang melakukan percobaan itu, mungkin ketika menemukan bahan ketiga, keempat, kelima, dan ternyata masih salah, dijamin langsung angkat tangan dan mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Tetapi, Edison nggak. Dia yakin, setiap kesalahan mengantarkannya pada pengetahuan yang baru. Setiap kali mengetahui suatu bahan nggak cocok untuk dijadikan filamennya, dia mengetahui satu hal dan dia nggak akan mengulangi kesalahan itu. Menghadapi kesalahan itu memang memerlukan keberanian. Keberanian untuk terus mencoba, keberanian untuk gagal, keberanian untuk mempertahankan mental.
Itulah yang sering kita sebut trial and error: Mencoba dan salah, mencoba dan salah, mencoba dan salah, terus begitu hingga percobaan kita menemukan suatu kebenaran. Ketika ditanya tentang 1.500 kesalahan yang dia buat, Edison mengatakan, “Kini, kita tahu ada 1.500 filamen yang nggak cocok untuk bohlam temuanku.” Edison sang genius nggak pernah takut menghadapi kesalahan. Dia nggak merasa kesalahan yang dia lakukan akan mengurangi reputasinya. Malahan, Edison merasa berutang banyak pada kesalahan. Kesalahanlah yang mengantarkan dia pada berbagai penemuan spektakuler. Ayo, apa kamu berani salah kayak Edison?
--irfan amalee(boleh dong salah)
Comments
Post a Comment