Skip to main content

Tanda-Tanda Orang Berbohong



Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para pakar komunikasi nonverbal,
terdapat persamaan hasil tentang tanda-tanda orang berbohong. Tanda- tanda
tersebut bersifat universal dan sangat sulit untuk dimanipulasi. Artinya, kasusnya
hampir sama untuk semua orang di bela han bumi mana pun. Namun, ada
beberapa pengecualian, bergantung dari budaya yang melingkupinya.



artikel ini hanya akan membahas tanda- tanda kebohongan yang bersifat universal, tidak memandang budaya tertentu, juga tidak memandang kebiasaan dan kelainan
saraf.

Menutup mulut dan terbatuk

Menutup mulut merupakan salah satu gerakkan yang paling sering digunakan
anak- anak ketika berbohong. Orang dewasa pun sering melakukan hal yang
sama. Selain menutup mulut, banyak juga orang yang menyamarkan
kebohongannya dengan pura-pura batuk. Padahal, dia tidak sedang terkena
penyakit

Keinginan untuk menutup mulut merupakan gerak refleks yang terjadi dengan
sendirinya. Saat itu, tanpa disadari, otak menyuruh tangan untuk menghentikan
kata-kata bohong yang diucapkan.

Charles Darwin juga pernah menuliskan bahwa isyarat keheranan dan
menyembunyikan sesuatu, tergambar dengan meletakkan tangan di mulut.
Sikap ini seperti hendak menghentikan kata-kata yang baru saja keluar. Sama
halnya dengan seseorang yang tertawa terlalu keras. Ketika merasa telah
melakukan tindakan yang berlebihan dan itu bukan sesuatu yang baik, secara
tidak sadar dia akan menutup mulutnya, seperti hendak menghentikan tawanya.

Namun, apablla Anda mendapati orang menutup mulutnya sewaktu Anda sedang
berbicara, berarti dia merasa Andalah yang sedang berbohong kepadanya. Hal
itu terjadi karena dia merasa heran dan cemas mengapa Anda berbohong.
Secara tidak sadar, dia menutup mulutnya sendiri. Biasanya, gerak isyarat ini
juga dikombinasikan dengan gerak tangan ke bagian wajah lainnya.
Untuk melatih dan mengetahui gerak isyarat ini, ada baiknya Anda berdiri di tempat
urnurn dan memerhatikan dua orang atau lebih yang sedang berbincang-
bincang. Jika komunikasi tersebut berjalan dengan rnulus, Dalam arti tidak ada
yang berbohong, kemungkinannya, Anda tidak akan menemukan gerak isyarat
tersebut. Akan tetapi, jika perbincangan itu dipenuhi dengan kebohongan, Anda
akan menemukannya dengan mudah.

Menyentuh hidung

Gerakan ini relatif lebih halus dibandingkan dengan tindakan menutup mulut.
Orang yang sedang berbohong, dengan sendirinya akan melakukan gerakan
mengusap bagian bawah hidung, baik secara lambat maupun cepat. Jika
gerakan ini dilakukan dengan cepat, Anda akan kesulitan melihatnya.
Biasanya, gerakannya hanya nngan dan lernbut di bagian bawah hidung, bukan
menggosoknya dengan keras atau menggaruk hidung. Akan tetapi, Anda harus
hati-hati dengan gerak isyarat ini ka-rena bisa saja hidung lawan bicara Anda
memang sedang gatal.

Penjelasan tentang gerakan ini adalah sebagai berikut. Sewaktu pikiran negatif
(berbohong) memasuki alarn bawah sadar, otak serta-merta akan menyuruh
tangan untuk menutup mulut. Hal ini merupakan respons dari rnulut yang baru
saja mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Akan tetapi, saat terakhir tangan menuju mulut-agar usahanya tidak terlalu jelas
terlihat menutup mulut-tangan ditarik menjauhi wajah. Hasilnya adalah sentuhan
cepat di hidung. Biasanya, gerakan ini terjadi secara alamiah sehingga orang
kadang terkecoh kalau sebenarnya gerakan ini menunjukkan kebohongan
sendiri.

Teori lainnya menunjukkan bahwa saat berbohong, ujung saraf halus Dalam
hidung terasa gatal. Untuk menghilangkannya, orang akan mengusapnya, tetapi
dengan usapan halus dan lembut. Coba perhatikan, apakah gerakan ini Anda
lakukan ketika sedang berbohong?

Memalingkan pandangan, Menggosokan mata, jumlah kedipan

Mata adalah gerbang jiwa, jendela hati. Mata dapat menceritakan segalanya. Hal
ini bukanlah ungkapan yang berlebihan. Ungkapan itu memang benar adanya.
Mata dapat menceritakan suasana hati, termasuk ketika anda berbohong.
Saat berbohong, mata akan selalu berupaya untuk melihat ke arah lain. Entah itu
ke bawah, ke atas, yang penting bukan ke lawan bicara. Bahkan yang paling
sering terjadi adalah mata menerawang entah ke mana, sementara rnulut terus
berbicara-tentunya berbicara bohong.

Biasanya, memalingkan pandangan juga diikuti dengan gerak isyarat menggosok
mata seolah-olah sedang gatal, padahal tidak. Bisa juga pandangan tetap tertuju
kepada lawan bicara, tetapi mata sering terasa gatal (tidak benar-benar gatal).
Biasanya, pria menggosok. Hal ini bukanlah Ungkapan itu Mata dapat termasuk
ketika matanya lebih keras daripada wanita. Hal ini mungkin karena wanita takut
make-up matanya rusak. Gerakan menggosok mata tidak harus selalu dilakukan
di bagian mata, tetapi bisa juga di sekitar mata, seperti di bawah mata atau
sekitar alis.

Cara lain mendeteksi kebohongan adalah dengan memerhatikan adanya
peningkatan jumlah kedipan mata. Orang yang berbohong menjadi gugup
sehingga saraf matanya bekerja lebih cepat daripada biasanya. Oleh karena itu,
Dalam serial TV terkenal, MacGyver selalu menebak apakah lawan bicaranya
berbohong atau tidak dengan menghitung jurnlah kedipan mata.
Memalingkan wajah
Memalingkan wajah ada hubungannya dengan gerak isyarat menggosok mata.
Memalingkan wajah bisa dilakukan setelah atau sebelum menggosok mata.
Orang yang tidak memandang lawannya ketika sedang berbicara atau
mendengarkan, sebenarnya sedang mencoba untuk menyembunyikan sesuatu.


Michael Argyle, Dalam buku The Psychology of Interpersonal Behavior,
mengatakan bahwa frekuensi orang saling pandang berkisar antara 30%-60%
dari waktu pembicaraan. Orang cenderung membutuhkan kontak mata lebih
banyak saat mendengarkan dibandingkan dengan ketika berbicara. Artinya,

Dalam gerak isyarat ini ada beberapa pengecualian, bergantung budaya. Saat
berbicara, beberapa orang bahkan tidak berani menatap lawan bicaranya atau
seminimal mungkin menghindari kontak mata. Orang-orang yang pemalu atau
tidak percaya diri, biasanya melakukan hal ini bukan karena sedang berbohong.
Dalam budaya Jawa, misalnya, orang yang lebih rnuda usianya, jika berbicara
dengan yang lebih tua, akan lebih sopan dengan tidak terlalu sering menatap
wajah orang yang lebih tua. Untuk itu, berhati- hatilah dengan pengecualian ini.

Menggaruk leher

Menurut penelitian Dr. Morris, gerak isyarat menggaruk leher biasanya dilakukan
dengan jari telunjuk. Hal ini menunjukkan keraguan atau ketidakpastian dari
perkataan yang baru saja diucapkan.
Gerakan isyarat ini bisa dilakukan di sisi kanan atau-pun kiri leher, baik dengan
menggunakan tangan kiri maupun tangan kanan. Tidak ada penjelasan apakah
menggaruk leher bagian depan atau belakang juga merupakan isyarat
kebohongan. Walaupun demikian, apabila kita menemukan gerak isyarat lain
yang mengikutinya (menutup rnulut, menggosok hidung, dan lain-lain), ada
kemungkinan menggaruk leher bagian depan atau belakang juga merupakan
isyarat kebohongan.

Gerakan ini rnerupakan respons saraf-saraf di sekitar leher yang pada saat
berbohong akan terasa gatal. Sebenarnya, gerakan ini merupakan satu
kesatuan dengan gerakan menutup rnulut dan menyentuh hidung.

Perubahan nada suara

Walaupun sebetulnya bukanlah bagian bahasa tubuh, hal ini cukup layak menjadi
rujukan pelajaran memahami karakter lawan bicara. Coba kita amati orang yang
sedang diwawancarai oleh seorang presenter televisi atau radio. Kadang,
perkataannya terdengar tidak menunjukkan intonasi yang jelas sehingga harus
diulang kembali. Perkataan yang tidak jelas disebabkan oleh volume suara yang
mengecil atau artikulasi suara yang tidak jelas. Jika hal ini terjadi, kemungkinan
besar perkataannya tidak benar.
Walaupun orang tersebut sudah berusaha berbicara seperti biasanya, suara yang
keluar sangat berbeda dengan harapannya. Hal ini tidak dapat dihindari dan
terjadi secara tiba-tiba karena alam bawah sadar mengendalikan ucapan kita.
Perubahan suara bisa terjadi ketika seseorang gugup sehingga suara yang keluar
menjadi tidak lancar. Kegugupan juga bisa menjadi tanda kalau seseorang
sedang berbohong.

Pada November 2001, Dr. Gabriel menulis sebuah artikel di situs picture@Photo-
analysis.com. Artikel tersebut mendukung sinyal-sinyal bahasa tubuh yang
sudah diuraikan sebelumnya. Menurutnya, orang yang berbohong mernpunyai
tiga kondisi psikologis, yaitu:
1. takut atau cemas;

  •  wajah dan telapak tangan berkeringat,
  •  tarikan napas Dalam,
  •  bibir menjadi kering karena sering menelan ludah dan dibasahi dengan lidah,
  •  berdeham atau batuk-batuk kecil,
  •  muka berangsur-angsur pucat,
  •  lebih sering memainkan tangan,
  •  badan menjadi kakul dan
  •  sering memicingkan mata atau melirik tajam.

2. kekuatan untuk menutupi kebohongan;

  •  berusaha menahan ekspresi wajah agar emosi tidak keluar,
  • tersenyum dengan cepat atau tidak Ie pas,
  •  menutupi rnulut,
  •  menyentuh hidung,
  •  mengusap bagian wajah, dan
  •  menghindari kontak mata.

3. internal konflik;

  •  sering berkedip
  •  menaikkan alis, tapi hanya satu sisi,
  •  bahu gemetar,
  •  hidung terasa gatal,
  •  ada perubahan nada suara,
  •  tangan gemetar, dan
  •  wajah menjadi gugup.
---Diana Eka Saputra

Comments

Popular posts from this blog

Pesan M. Natsir Untuk Para Guru

Mohammad Natsir, salah satu Pahlawan Nasional, tampaknya percaya betul dengan ungkapan Dr. G.J. Nieuwenhuis: ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” Menurut rumus ini, dua kata kunci kemajuan bangsa adalah “guru” dan “pengorbanan”. Maka, awal kebangkitan bangsa harus dimulai dengan mencetak “guru-guru yang suka berkorban”. Guru yang dimaksud Natsir bukan sekedar “guru pengajar dalam kelas formal”. Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. “Guru” adalah “digugu” (didengar) dan “ditiru” (dicontoh). Guru bukan sekedar terampil mengajar bagaimana menjawab soal Ujian Nasional, tetapi diri dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.

CTRL + Z

saya akan mengutip sebuah kata yang dipake tagline di buku Change-nya Rheinald Kasali. Dia bilang, “Sejauh apa pun kamu sudah melangkah, berbaliklah!”

Huruf Al-Quran Nggak Gundul Lagi

Jika kamu membaca Al-Qur'an asli yang diterbitkan pertama kali, yang disebut mushaf utsmani, dijamin seratus persen bakal pusing tujuh keliling. Masalahnya, huruf-hurf pada mushaf itu nggak disertai titik dan tanda baca atau harakat.  Kamu pasti akan kesulitan membedakan huruf ba yang memiliki satu titik dengan ta yang mempunyai dua titik. huruf sin dengan syin pun dijamin ketuker . Tidak hanya itu, mushaf itu juga nggak dibubuhi tanda fathah, kasrah, dan tanda lain, sehingga kamu akan kesulitan membaca vocal a,i, e, dan o.