Skip to main content

Pendidikan Karakter Menurut Prof. Rhenald Kasali


(1) Pendidikan Katakter. Belakangan ini bnyk orang bcr Pendidikan Karakter. Namun karakter tak bs dibangun dgn hafalan..

(2) Pendidikan Karakter. Karakter adalah sebuah sikap hidup, yg didapat dr ujian hidup, penerapan aturan, dipahami, dijalankan

(3) Pendidikan Karakter. Tentu saja harus ditanam dr usia dini, melalui dongeng2 yg kaya karakter, dan org tua/guru yg jd role model

(4) Pendidikan Karakter. Dan diteruskan dalam setiap proses pendidikan, mulai dari kebiasaan2 thd ujian, teman, guru, sampah, dst

(5) Karakter berbeda dgn reputasi. Reputasi adlh apa yg diucapkan pelayat saat kita diantar ke peristirahatan terakhir.. Sdg Karakter..

(6) Karakter adalah apa yg diucapkan "malaikat" tentang kita saat ruh kita diantarkan ke hadapan Tuhan...

(7) Jd karakter tak dpt ditutupi, tak dpt dipoles dgn kemasan apapun, jg tak dapat di-branding-kan... Ia adlh fondasi, aselinya seseorang

(8) Kita dpt membangun karakter dgn 6 pilar: Kejujuran, Respek, Bertanggungjawab, Peduli, Adil bijaksana, Berbagi..

(9) Jujur: Jgn biasa berbohong, cheat, or steal, do what you say you’ll do, berani jalankan kebenaran, Biasakan melayani dgn tulus

(10) Respek: perlakukan org lain dgn respek, jalankan Golden Rule, toleran, terimalah perbedaan, jangan gunakan bahasa yg jahat ...

11. Respek: biasakan good manner, unggah-ungguh santun, hargai perasaan org lain, jgn biasakan mengancam, kendalikan amarah, jauhi konflik

(12). Bertanggungjawab. Jalankan yg jd tanggungjawab atau diamanahkan sepenuh hati. Bekerja dgn rencana,rencanakan sebaik mungkin.

(13). Bertgjawab: Tahan uji, kerjakeras, keep on trying! • Always do your best • Use self-control • Be self-disciplined •

14. Bertgjawab: Think before you act, timbang2 konskwensinya, Be accountable for your words, actions, & attitudes, jadilah role model

15. Adil: bermain dgn aturan, ambil giliran, terbuka, dngarkan, jgn take advantage of others, Jauhi blamming others, bijaksana, proporsional

(16) Caring: berbudi baik, tunjukkan kepedulian, bersyukur, ucapkan trimakasih, memaafkan dgn tulus, menolong sesama, jgn biasakan mngeluh

(17) Citizenship: jalankan kewajiban sbg warganegara, terlibat dan bantu komunitas, tidak anarkis atau merusak, bergotongroyong

(18) Mendukung dan brkontribusi thd langkah2 baik masyarakat, menjd tetangga yg baik, patuhi hukum, jangan ruak lingkungan, Volunteer

Jadi bagaimana guru membangun karakter? Jelas dibutuhkan guru2 berkarakter, guru inspiratif yg tdk terpaku pada "buku" tapi pada contoh

Sekolah bisa bangun karakter dgn games, permainan2 indoor dan outdoor, aturan2 sekolah, aturan thd guru dan orangtua, fieldtrip...tapi..

 Tapi yg terpenting, jangan rekrut/ terima guru yg sekedar menumpang hidup, guru yg malas, culas, yg tak menjalankan satu dr 6 pilar itu..

Dan kita sbg warganegara, jangan dukung demo2 yg merusak, jgn mudah percaya pd kekuatan2 gerombolan yg tak berani menghadapi sendiri..

Juga jgn mudah melibatkan diri dalam konflik, sebaliknya biasakan meredakan ketegangan...bantu dgn perbuatan, bukan omongan..

Dan sbg org tua, jangan membeli nilai ketika anak bermasalah, sebab itulah cara Tuhan membentuk anak2: diberi masalah agar berpikir...

Dan kpd media massa: jgn terperangkap dlm demo2 anarkis, ingat: di depan kamera semua orang berakting, full drama, itu bukan karakter..

Di Program doktor & MMUI sy mlarang petisi "atas nama" bergerombol beramai2. Tak perlu beramai2 utk didengar, suara satu orangpun didengar!

Itu dilakukan untuk mmbentuk karakter, "berani menghadapi", berani bertgjawab, jujur dan tak sembunyi dalam gerombolan besar...

Comments

Popular posts from this blog

Pesan M. Natsir Untuk Para Guru

Mohammad Natsir, salah satu Pahlawan Nasional, tampaknya percaya betul dengan ungkapan Dr. G.J. Nieuwenhuis: ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” Menurut rumus ini, dua kata kunci kemajuan bangsa adalah “guru” dan “pengorbanan”. Maka, awal kebangkitan bangsa harus dimulai dengan mencetak “guru-guru yang suka berkorban”. Guru yang dimaksud Natsir bukan sekedar “guru pengajar dalam kelas formal”. Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. “Guru” adalah “digugu” (didengar) dan “ditiru” (dicontoh). Guru bukan sekedar terampil mengajar bagaimana menjawab soal Ujian Nasional, tetapi diri dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.

Huruf Al-Quran Nggak Gundul Lagi

Jika kamu membaca Al-Qur'an asli yang diterbitkan pertama kali, yang disebut mushaf utsmani, dijamin seratus persen bakal pusing tujuh keliling. Masalahnya, huruf-hurf pada mushaf itu nggak disertai titik dan tanda baca atau harakat.  Kamu pasti akan kesulitan membedakan huruf ba yang memiliki satu titik dengan ta yang mempunyai dua titik. huruf sin dengan syin pun dijamin ketuker . Tidak hanya itu, mushaf itu juga nggak dibubuhi tanda fathah, kasrah, dan tanda lain, sehingga kamu akan kesulitan membaca vocal a,i, e, dan o.

Harga Sebuah Kebebasan